Khutbah Jumat Optimisme dalam Menjalani Kehidupan berangkat dari proses kehidupan di alam dunia, dimana manusia selalu mengalami perubahan secara dinamis. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita mendapatkan kemudahan tapi juga kadang kita mendapatkan kesulitan, seperti dalam filosofi pusaka jawa yaitu Cakramanggiling. Semua dinamika yang kita alami semua merupakan bagian dari cara Allah untuk mengingatkan serta menegur kita semua agar selalu mendekatkan diri kapadan Nya.
Khutbah Jumat Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Sebelum khutbah jumat saya mengingatkan pada diri saya pribadi dan kepada seluruh jamaah sholat jumat sing hari ini untuk selalu meningkatkan taqwa kita pada Allah SWT. Karena, hanya dengan ketaqwaanlah yang nantinya akan menjadi bekal kita kelah di hadapan Allah. Wujud ketaqwaan yang paling hakiki adalah dengan selalu menjalankan apa yang menjadi perintah Nya serta menjauhi segala laranganya.
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Di tengah zaman krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita tercinta Indonesia saat ini, mulai dari krisis moral, krisis ideologis serta krisis ekonomi yang kian membuat sebagaian masyarakat tengah mengalami dilema dalam kehidupanya. Marilah kita merenungkan kembali firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 155-157 berikut ini:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya: “Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157)
Dari ayat tersebut dapat kita telaah bahwa dalam proses kehidupan di alam dunia ini manusia selalu mengalami perubahan secara dinamis. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita mendapatkan kemudahan tapi juga kadang kita mendapatkan kesulitan, seperti dalam filosofi pusaka jawa yaitu Cakramanggiling.
Semua dinamika yang kita alami semua merupakan bagian dari cara Allah untuk mengingatkan serta menegur kita semua agar selalu mendekatkan diri kapadan Nya. Karena, hanya kepada Allah lah apa yang menjadi kegelisahan, harapan serta doa kita akan diwujudkan, tentunya dengan selalu melaksanakan apa yang menjadi perintahnya.
Dalam salah satu kitab terpopuler Matan Al Kharidah Al Bahaiyah karya Syekh Ahmad Dardir melantunkan syair sebagai berikut:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا
Artinya: “Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”
Lantunan syair tersebut menjelaskan pada kita semua tentang tugas utama kita sebagai seorang hamba yang diberikan amanah menjadi wakil Allah dimuka bumi. Yaitu, untuk pandai-pandai bersyukur dan ikhlas terhadap apa yang telah Allah berikan kepada kita karena, Allah lah yang lebih mengetahui maksud dibaliknya.
Anugerah yang Allah berikan kepada kita tidak akan membuat kita semua lena terhadap bagaimana cara menggunakan kenikmatan tersebut dengan baik dan benar, begitupun sebaliknya. Pada saat Allah sedang memberikan kita cobaan serta ujian, tugas kita sebagai seorang hamba adalah tetap bersyukur dan ikhalas.
Selain itu, kita sebagai hamba juga harus selalu berhusnudhan kepada Allah, jangan sampai kita suudzan terhadap apa yang telah Allah berikan. Karena, bias jadi Allah saat ini sedang memberikan kita kesulitan sebagai jalan kemudahan untuk masa yang akan datang. Sebagaimana Firman Allah yang bunyinya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.” (QS As-Syarh:5-6)
Melalui ayat tersebut dapat kita mabl saripati bahwa Allah selalu mengulangi kebersamaan antara kesulitas dan juga kemudahan. Bahkan, Allah sampai menegaskan akan hal tersebut sebanyak dua kali, sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadist qudsi, yang bunyinya:
خَلَقْتُ عُسْرًا وَاحِدًا وَخَلَقْتُ سَيْرَيْنِ
Artinya: “Allah bersabda, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan dua kemudahan.”
Sidang Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Serkarang ini mungkin diantara kita ada yang sedang bertani dan mengalami gagal panen atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Atau yang kini sedang kerja dikantor sedang mendapatkan masalah atau yang sedang berdangan tengah ditipu oleh orang lain.
Pada kondisi yang demikian itulah kita perlu untuk menata hati kita agar selalu berprasangka baik pada Allah. Karena, Allah telah berfirman melalui salah satu hadist qudsi yang bunyinya sebagai berikut:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ
Artinya: “Aku itu berada pada posisi dugaan hamba-Ku kepada-KU.”
Maksudnya, jika kita sebagai seorang hamba yang selalu berserah diri pada Allah meyakini bahwa Allah tidak akan menyelesaikan masakah kita, maka masalah itu pun tidak akan kelar. Sedangkan, apabila kita menyakini bahwa Allah dapat menyelesaikan urusan kita, maka Allah pun akan menyelesaikan persoalan tersebut dengan skrenario yang indah. Berbicara tentang sebuah kesulitan, Ibnu Mas’ud menyebutkan bahwa:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ الْعُسْرُ فِيْ حُجْرٍ لَطَلَبَهُ الْيُسْرُ حَتَى يَدْخُلَ عَلَيْهِ وَلَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرًا
Artinya: “Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan akan mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti akan menang.”
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Solusi terbaik atas segala bentuk persoalan, ujian dan cobaan yang diberikan Allah kepada kita semua adalah dengan selalu bersyukur dan ikhals serta menanamkan sikap optimis. Oleh karenanya, marilah kita membangun spirit optimism sembari menata hati kita serta membenahi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita.
Selain itu, kita juga perlu untuk melakukan evaluasi sikap kita, kinerja kita dengan selalu mengutamakan doa dalam setiap langkahnya. Karena hanya dengan melalui sikap yang demikianlah nantinya Allah akan memberikan kehidupan yang indah dimasa yang akan datang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang bunyinya:
أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ إِنْتِظَارُ الْفَرَجِ
Artinya: “Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan.”
Melalui hadist tersebut Rasulullah menegaskan kepada kita semua bahwa optimism dalam menyambut datangnya kebahagiaan merupakan ibadah yang agung. Bagaimana tidak agung apabila setiap kaum muslim selalu berputus asa dan tidak mau berusaha dan berdoa. Padahal yang demikian itu merupakan sikap yang perlu dihindari dan sangat tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam.
Sebagaimana pesan Nabi Ya’qub kepada para putranya yang diabadikan dalam kitab suci Al Qur’an.
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87)
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa menysukuri serta ikhalas terhadap segala ketentuan yang Allah berikan pada kita. Andaikata hari ini kita sedang diberikan cobaan dan ujian, semoga Allah menganugerahi kesabaran dan spirit optimism dan tentunya sesegera mungkin memberikan kabar gembira.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Khutbah Jumat Kedua
الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ